Sunday, January 5, 2014

APAKAH INDONESIA BERMASALAH?

UTANG NEGARA Rp 2.036 T, Indonesia Siap-siap BANGKRUT.... !!!!!

Sekretariat Nasional (Seknas) Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) mengungkapkan utang Indonesia berdasarkan data yang didapat Fitra dari Kementerian Keuangan per bulan Mei 2013 telah mencapai Rp 2.036 triliun. Direktur Investigasi dan Advokasi Fitra, Uchok Sky Khadafi, mengatakan, jumlah utang akan terus meningkat dengan cepat jika melihat perkembangan jumlah utang Indonesia dari akhir tahun lalu. Indonesia, lanjutnya, menuju kebangkrutan.

"Ini artinya, negara sedang menuju kepada negara bangkrut," kata Uchok seperti dikutip dari rilis yang diterima Kompas.com.
Berdasarkan laporan keuangan pemerintah pusat (LKPP) yang dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) pada Desember 2012, utang negara saat itu Rp 1.850 triliun. Jadi, hanya dalam enam bulan, jumlah utang Indonesia bertambah Rp 186 triliun.

Selain utang yang menumpuk, tanda-tanda negara bangkrut itu, menurut Uchok, yakni aset negara atau tanah berserta sumber daya alam lainnya sudah dikuasai oleh pihak swasta. Gejala lainnya, lanjut Uchok, adalah cadangan devisa yang terus tergerus dan merosot ke titik nol dan pemerintah mulai tidak bisa mengendalikan harga-harga kebutuhaan pokok masyarakat yang terus mengalami kenaikan luar biasa di luar batas psikologis serta tak mampu lagi membayar gaji para aparat negara.

Menurut Uchok, menumpuknya utang negara disebabkan pengelolaan yang tidak transparan. Realisasi utang luar negeri banyak diperuntukan bagi proyek-proyek yang tidak produktif sehingga tidak mampu membayar bunga dan pokok utang tersebut.

Uchok menambahkan, pada tahun 2012, realisasi penyerapan dana pinjaman luar negeri mencapai 1,7 miliar dollar AS. Pinjaman atau utang luar negeri itu adalah belanja berbentuk program loan dan project loan.

Program loan nilainya sebesar 1,1 miliar dollar AS. Program loan atau pinjaman program itu adalah dipinjam luar negeri valuta asing yang dapat dirupiahkan dan digunakan untuk pembiayaan APBN. Sementara itu, project loan nilainya sebesar 595 juta dollar AS. Uchok menjelaskan, project loan atau pinjaman proyek adalah pinjaman luar negeri yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan tertentu.

Berdasarkan data tersebut, Fitra juga mencatat adanya 16 kementerian, BUMN, maupun lembaga negara yang kerap menghabiskan utang negara. Uchok mengatakan, data tersebut diperoleh dari laporan perkembangan pinjaman dan hibah Kementerian Keuangan yang telah diolah Fitra.

"Utang sudah sampai sebesar Rp 2.036 triliun, ternyata tidak bisa menyejahterakan rakyat, malahan rakyat akan dibebani dan dipaksa membayar bunga dan pokok utang," katanya.



readmore »»  

Thursday, December 26, 2013

Masa depan Biologi: Teknik Biologis pengendalian hama

What’s in the sprayer? In the future, products applied to fields may increasingly include a biological component to help break a pest’s life cycle.

Pertempuran melawan hama tampaknya tidak pernah berakhir, tetapi perusahaan perlindungan tanaman yang inovatif telah lama bekerja keras pada masalah ini. Baru-baru ini telah berkembang tren yang akan membawa alat-alat baru untuk menanggulangi hama yang Anda lawan setiap hari - dan mereka biologis (alami).

Kabar terbaru datang dari FMC, yang mengumumkan telah menciptakan sebuah platform perlindungan tanaman biologis. Perusahaan berinvestasi pada Pusat Pertanian dan Lingkungan Biosolutions, sebuah divisi di North Carolina yang berbasis RTI International, yang mengkhususkan diri dalam pemantauan dan penyaringan untuk mikroba baru. Selain itu, FMC membentuk aliansi dengan Chr. Hansen, sebuah perusahaan biosciences dengan keahlian dalam pembiakan, enzim dan fermentasi. Aliansi strategis tersebut memungkinkan FMC untuk bersaing di pasar perlindungan tanaman biologis bernilai miliaran dolar.

Dalam kesepakatan, Chr. Hansen akan memberikan pemantauan , penyaringan, scale-up dan fermentasi, serta keahlian manufaktur, sementara FMC akan menyediakan pemantauan, penyaringan, kemampuan formulasi, pengembangan produk dan pengalaman pendaftaran paten , dan akses pasar global.

"Pasar telah didominasi oleh kimia sintetis," kata Mark Douglas, presiden FMC. "Dan biaya untuk membawa produk ke pasar sintetis lebih mahal sepanjang waktu, dan dapat menghabiskan waktu satu dekade atau lebih. Rasio kerugian dan keuntungan nya sangat ekstrim. "
 

Beralih ke biologi, yang Douglas katakan tidak harus bingung dengan kata "organik," menawarkan jalur yang lebih pendek dari laboratorium ke pasar sementara juga menawarkan peningkatan mode tindakan untuk mengendalikan hama utama. Dan, ia menjelaskan, ada semacam sinergi ketika biologi dan kimia sintetis digabungkan di lapangan.

Semacam ini pergeseran pasar yang terjadi di beberapa pemain utama, dari Bayer CropScience dan Poncho / Votivo dan peluncuran  Clariva oleh Syngenta Crop Protection untuk mengendalikan nematoda sista kedelai. Bahan aktif di Clariva adalah Pasteuria Nishizawa, bakteri yang mengganggu siklus hidup nematoda dan akhirnya membunuh itu. Bakteri tetap di tanah sepanjang musim.


readmore »»  

Tradisi "Intelektual" di Dunia Barat dan Islam Part 1

Intelektual dalam Islam dikenal dengan ciri membawa kepentingan misi dari tuhannya. Ini sangat berbeda dengan ciri Intelektual Barat

Suasana nampak sejuk menyertai peserta diskusi yang diselenggarakan Institute for The Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS) Malasya, meski mengangkat tema yang cukup berat " Intelektual dan Intelektualisme : perspektif Barat dan Islam" , tetap membuat peserta bersemangat. Diskusi dibantu slide semakin menambah renyahnya pemateri mengurai lembar demi lembar khazanah keilmuan. Peserta pun nampak antusias dan takjub manakala fakta - fakta sejarah mengemukan dengan detail masalah "intelektual" dan "intelektualisme" dengan framework islam atau islamic worldwide.

INTELEKTUAL BARAT

Para pemateri mengawali presentasi tentang citra bururk "intelektual", sebagaimana diketahui , tahun 1898 , seorang perwira berpangkat kapten  'keturunan yahudi dipecat dari dinas ketentaraan Perancis karena dicurigai bekerja sebagai mata - mata pihak asing'. Pria itu tak lain Albert Dreyfus

Kasus Dreyfus inilah kemudian menjadikan masyarakat Prancis terbelah dua ; yang membela dan mengutuk. Yang mengutuk Dreyfus disebut oleh yang pertama sebagai anti-semit atau rasis dan pembela Dreyfus disebut less intellectuels dan deracines oleh yang kedua. Diantara pembelanya seperti Emile Zola (1840 - 1902) , Emile Durkheim (1858 - 1917) dan Anatole France (1844 - 1924) , sedang yang mengutuk adalah Maurice Barres (1862 - 1923) dan Ferdinand Brunetiere.

Kasus inilah kemudian sebutan intelektual lebih merupakan pemburukan daripada sanjungan , yang berlaku tidak hanya di Perancis , tapi juga di Inggris dan Amerika. Oleh karenanya pemateri mencibir fakta - fakta sejarahnya , mulai dari Perancis, Inggris, Jerman, bahkan Rusia.

Ada beberapa teori intelektual yang dikemukakan pemateri. Ia memulai dengan teori intelektual ala Julien Benda (1867 - 1956). Lewat buku monumentalnya, La Trahison Des Clercs (1927), Benda memberi beberapa catatan tentang intelektual. Diantaranya, seorang intelektual adalah pejuang kebenaran dan keadilan , tekun, dan menikmati bidang yang digelutinya, tidak ditunggangi ambisius materi dan kepentingan sesaat, berani keluar dari sarangnya untuk memprotes ketidak adilan dan menyuarakan kebenaran, walau mahal resikonya dan oleh itu ia tidak takut penjara atau hidup susah. Singkatnya, sosok - sosok semacam Socrates, Yesus, dan Spinoza adalah profil yang sangat pas bagi Benda.

Kalau teori Benda sangat terlihat sangat elitis , mengawang - awang, sebagaimana Edward Said (1935 - 2003) dan Ernest Gellner (1925 - 1995) mengkritiknya , maka lain halnya dengan seorang sosiolog Regis Debray yang lebih praktis dan dinamis. Ia membagi tiga generasi intelektual. Pertama 1900 - 1930, terdiri dari para pengajar (teachers) yang membela Dreyfus, seperti Emile Zola, Emile Durkheim, dan Anatole France, kedua 1930 - 1960, diwakili oleh para penulis (writters, novelist, essayist ). Ketiga, dari tahun 1960 - sekarang , mereka yang disebut sebagai "cendekiawan selebritis" , yang suka tampil di media massa ,yang mempunyai pesona , sensasional, dan ingin terkenal, serta mengabaikan standar keilmuan dan kejujuran. Seorang Jean Francois Sirinelli pun merasakan fenomena generasi ketiga ini, seraya ia berteriak lantang , "Faut-il sonner le glas des intellectuals?" atau "apakah intelektual kini sudah tiba ajalnya?"

Lain lagi dengan pandangan Antonio Gramsci (1891 - 1937) , yang membagi intelektual menjadi dua macam : "Intelektual tradisional" dan "intelektual Organik" . Intelektual yang pertama adalah mereka para tokoh agama, guru/dosen, birokrat , dan seperti mereka inilah profil intelektual yang tidak membumi , hidup dalam ilusi dan utopia. Sedangkan yang kedua adalah intelektual yang aktif , tidak pernah diam , senantiasa berbuat sesuatu untuk masyarakatnya. Di sini pemateri meminjam ungkapan Edward Said " Always on he move, on the make ".

Karrena intelektual di Barat tidak bisa lepas dari istilah intelligensia , maka pematei mengajak melakukan kroscek ke negara asal pemproduksi istilah ini. Ternyata ia berasa dari Polandia dan Rusia. Di Polandia , 'Intelligensia' adalah para lulusan sekolah, minimal sekolah menengah , dan yang mengerti sejarah Polandia , Merka ini yang disebut mature (dewasa) , lebih layak memimpin dan mengelola negara ketimbang kaum borjuis yang tidak mempunyai idealisme dan suka korupsi.

Sementara di Russia , intellegensia adalah orang - orang bangsawan yang mengambil jarak dari kaum borjuis kapitalis dan merasa terpanggil untuk memanggil bangsa. Kelompok inialah yang kemudian dijuluki 'slavophile' karena merekalah yang menuntut penghapusan feodalisme dan tsarsisme, menghendaki perombakan total sistem politik, ekonomi, dan sosial. Kelompok ini sempat eksis setelah tsar digulingkan pada revolusi Oktober 1917, setelah kemudian ditumpas habis oleh Stalin.

Sedangkan di Inggris dan Amerika, istilah intelektual mempunyai konotasi negatif. Bgi masyarakat Inggris , intelektual itu sebutan bagi orang - orang yang irrasional, egois, sok pintar Bahkan seorang sekretaris luar negeri di masa PM Margaret Thatcher, Sir Geoffrey Howe, menyiratfati Salman Rushdie (penulis buku "ayat - ayat setan") sebagai 'arrogant'. ' a dangerous opportunist', dan 'a multiple renegade'. 

Lebih jauh lagi Paul Johnson, lewat karyanya intellectuals (1998) , mengutuk kalangan intelectual dengan menyatakan " no wises as mentors , or worthies as exemplars, tan the witch doctors or priest of old" atau tak layak menjadi teladan.

Melihat akar sejarahnya, maka pemateri memberikan beberapa karakter penting intelektual di barat. Yakni, non-committal, tak terikat dari segi ide; independent, tak terikat, dari segi aksi ; non-secretarian, untuk semua golongan; non-partisan, tidak memihak; non-conformis, pantang menyerah; rebelion, cendering memberontak; oppositional, menentang arus; resistent, menunjukkan perlawanan. 

Lalu bagaimana dengan intelektual di dalam Islam?? Kita tunggu post selanjutnya.

readmore »»  

Wednesday, December 25, 2013

Berlubangnya Lapisan OZON tidak Berpengaruh Besar Terhadap BUMI

Pemanasan global memang sangat berbahaya, namun apakah memang sebegitu besar bahayanya bagi bumi ? 

 


artikel dampak lubang ozon Lapisan ozon di stratosfer dapat menyerap seluruh sinar UV ekstrem dan UV-C serta sebagian besar sinar UV-B.  Di katulistiwa, pada keadaan terang tak berawan sekitar 30% sinar UV-B dapat sampai ke bumi.

Semakin jauh dari katulistiwa, UV-B yang sampai ke bumi semakin berkurang. Akan tetapi, pada musim panas penyinaran UV-B di daerah yang jauh dari katulistiwa tidak berbeda jauh dengan di katulistiwa.

Dengan semakin berkurangnya lapisan ozon, maka sinar UV-B yang diserap bumi semakin besar.  Karena sinar yang bergelombang pendek ini memiliki energi yang tidur, maka berpengaruh besar terhadap sel hidup dan mengakibatkan kematian jasad renik.


Sinar UV-B juga mempunyai dampak negatif pada mahluk tingkat tinggi, baik hewan maupun tumbuhan.  Pada tumbuhan, menipisnya lapisan ozon akan mengakibatkan terganggunya proses fotosintesis yang selanjutnya menyebabkan turunnya laju pertumbuhan daun dan batang serta penurunan berat kering total sehingga hasilnya akan berkurang.

Selain itu dapat juga mempengaruhi produktivitas hutan, mengakibatkan gangguan pada ekosistem akuatik, serta mengakibatkan penyakit kanker kulit, penyakit katarak serta menurunnya daya imunitas pada manusia.  Dengan berkurangnya daya imunitas oranng menjadi lebih peka terhadap serangan infeksi termasuk virus herpes dan lepra.
  

Sering sekali muncul dialog - dialog atau artikel mengenai berlubangnya lapisan ozon (seperti contoh di atas) , ataupun juga mengenai pemanasan global, yang tentunya dapat berpengaruh besar terhadap bumi. Namun , dalam suatu kesempatan di kelas saya sekelas dan guru yang mengajar mengadakan sedikit dialog :

Siswa  : Kalau seluruh ozon berlubang , bagaimana nasib bumi ini pak?

Guru   : Aman - aman saja

Siswa  : Ah, masa kata para ahli dan profesor, nasib bumi bakal merana....

Guru  : Ah, itu terlalu didramatisir....

Siswa  : Loh, itu benar pak, memang begitu, saya sudah membaca analisanya...

Guru  : Begini, bagi bumi sih tidak ada masalah. Cuma tak tahulah bagaimana nasib manusia dan makhluk hidup lainnya.


KESIMPULAN


Kita harus mulai jaga bumi kita ini, tentunya bumi juga mempunyai perasaan , bila dia tidak dilindungi dan dipelihara tentunya dia akan semakin malas juga untuk melindungi makhluk hidup di bumi, bahkan mungkin baginya makhluk hidup hanya merepotkannya saja. Untuk itu marilah kita mulai untuk membayar jasa bumi terhadap kita dengan melestarikan bumi semaksimal mungkin, agar bumi juga tetap berusaha untuk melindungi kita.


LOVE YOU ALL

readmore »»  

Menanti Presiden Republik Indonesia ke 9

Sebentar lagi kita akan melaksanakan PEMILU 2014 , yang tentunya akan menentukan nasib bangsa ini 5 tahun ke depan, semakin banyak calon yang mulai muncul untuk mengisi posisi presiden Indonesia yang baru, setelah rezim SBY berakhir, namun tahukah anda, berapakah presiden indonesia saat ini? mungkin anda bertanya - tanya dengan judul di atas, kenapa bisa ke - 9 padahal Presiden Indonesia hingga SBY hanya berjumlah 6 orang (yang tercatat di RPUL) , yaitu Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, K.H. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), Megawati Soekarnoputri, dan kini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sangat disayangkan pengetahuan ini tidak dimunculkan ketika kita kecil (mengenyam pendidikan SD - SMA). Padahal beliau - beliau ini merupakan orang yang juga berjasa membangun dan menyelematkan negeri kita ini, bahkan sebelum kita merdeka.
Dua tokoh yang terlewat itu adalah Mr.Sjafruddin Prawiranegara dan Mr. Assaat. Keduanya tidak disebut, bisa karena alpa, tetapi mungkin juga disengaja, karena mereka memimpin negara tercinta kita ini sebelum negara kita berdaulat, adil, dan makmur. Masih berada dalam pengaruh Mener - mener Belanda. Mr.Sjafruddin Prawiranegara yang pernah tercatat sebagai Pemimpin Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) ketika Presiden Soekarno dan Moh. Hatta ditangkap Belanda pada awal agresi militer kedua, sedangkan Mr. Assaat adalah Presiden RI saat republik ini menjadi bagian dari Republik Indonesia Serikat (1949).

Syafruddin Prawiranegara

Seperti yang tercatat dalam sejarah nasional, Pada tanggal 19 Desember 1948, saat Belanda melakukan agresi militer II dengan menyerang dan menguasai ibu kota RI yang saat itu berada di Yogyakarta, mereka berhasil menangkap dan menahan Presiden Soekarno, Moh. Hatta, serta para pemimpin Indonesia lainnya untuk kemudian diasingkan ke Pulau Bangka. Kabar penangkapan terhadap Soekarno dan para pemimpin Indonesia itu terdengar oleh Sjafrudin Prawiranegara yang saat itu menjabat sebagai Menteri Kemakmuran dan sedang berada di Bukittinggi, Sumatra Barat. Mr. Sjafruddin Prawiranegara Guna mengisi kekosongan kekuasaan, Sjafrudin mengusulkan dibentuknya pemerintahan darurat untuk meneruskan pemerintah RI. Padahal, saat itu Soekarno - Hatta mengirimkan telegram berbunyi, "Kami, Presiden Republik Indonesia memberitakan bahwa pada hari Minggu tanggal 19 Desember 1948 djam 6 pagi Belanda telah mulai serangannja atas Ibu Kota Jogjakarta. Djika dalam keadaan pemerintah tidak dapat mendjalankan kewajibannja lagi, kami menguasakan kepada Mr. Sjafruddin Prawiranegara, Menteri Kemakmuran RI untuk membentuk Pemerintahan Darurat di Sumatra".

Namun saat itu telegram tersebut tidak sampai ke Bukittinggi. Meski demikian, ternyata pada saat bersamaan Sjafruddin Prawiranegara telah mengambil inisiatif yang senada. Dalam rapat di sebuah rumah dekat Ngarai Sianok Bukittinggi, 19 Desember 1948, ia mengusulkan pembentukan suatu pemerintah darurat (emergency government). Gubernur Sumatra Mr. T.M. Hasan menyetujui usul itu "demi menyelamatkan Negara Republik Indonesia yang berada dalam bahaya, artinya kekosongan kepala pemerintahan, yang menjadi syarat internasional untuk diakui sebagai negara".

Assaat

Dalam perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB) yang ditandatangani di Belanda, 27 Desember 1949 diputuskan bahwa Belanda menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS). RIS terdiri dari 16 negara bagian, salah satunya adalah Republik Indonesia. Negara bagian lainnya seperti Negara Pasundan, Negara Indonesia Timur, dan lain-lain.
Karena Soekarno dan Moh. Hatta telah ditetapkan menjadi Presiden dan Perdana Menteri RIS, maka berarti terjadi kekosongan pimpinan pada Republik Indonesia. Assaat adalah Pemangku Sementara Jabatan Presiden RI. Peran Assaat sangat penting. Kalau tidak ada RI saat itu, berarti ada kekosongan dalam sejarah Indonesia bahwa RI pernah menghilang dan kemudian muncul lagi. Namun, dengan mengakui keberadaan RI dalam RIS yang hanya beberapa bulan, tampak bahwa sejarah Republik Indonesia sejak tahun 1945 tidak pernah terputus sampai kini. Kita ketahui bahwa kemudian RIS melebur menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 15 Agustus 1950. Itu berarti, Assaat pernah memangku jabatan Presiden RI sekitar sembilan bulan.

LALU SIAPAKAH PRESIDEN INDONESIA BERIKUTNYA ??

Semakin banyak calon yang muncul , mulai dari para menteri yang mengajukan diri, bahkan seorang artis juga mengajukan diri sebagai calon presiden. Sebenarnya seperti apakah calon presiden yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia, apakah harus seorang pemimpin yang pro rakyat ? (bukan diktator) ataukah seorang pemimpin yang tegas, dengan background militernya dan punya kemungkinan menjadi seorang diktator ? Kita hanya dapat berharap semua elemen bangsa dapat bersatu padu menyokong dan membangun negeri tercinta kita ini (Indonesia) , karena mau sehebat apapun seorang presiden , namun tanpa dukungan nyata dari para anggota dewan (MPR dan DPR) , beliau tidak akan dapat berbuat apa - apa. Jadi marilah kita mulai memilih anggota dewan yang benar - benar mencintai rakyatnya dan berniat membangun negara tercinta kita ini, yang pada akhirnya akan membuat presiden lebih mudah dalam melakukan pekerjaannya. Terima kasih



readmore »»