Saturday, June 29, 2013

Materi Pembuatan Pupuk Organik

Pupuk organik adalah pupuk yang tersusun dari materi makhluk hidup, seperti pelapukan sisa -sisa tanaman, hewan, dan manusia. Pupuk organik dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah. Pupuk organik mengandung banyak bahan organik daripada kadar haranya. Sumber bahan organik dapat berupa kompos, pupuk hijau, pupuk kandang, sisa panen (jerami, brangkasan, tongkol jagung, bagas tebu, dan sabut kelapa), limbah ternak, limbah industri yang menggunakan bahan pertanian, dan limbah kota.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Pupuk_organik) 


Pupuk organik sangat bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas, mengurangi pencemaran lingkungan, dan meningkatkan kualitas lahan secara berkelanjutan. Penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang dapat meningkatkan produktivitas lahan dan dapat mencegah degradasi lahan.

Pupuk organik memiliki fungsi kimia penting seperti:
  1. Penyediaan hara makro (nitrogen, fosfor, kalium, kalsium, magnesium, dan sulfur) dan mikro seperti zink, tembaga, kobalt, barium, mangan, dan besi, meskipun jumlahnya relatif sedikit.
  2. Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah.
  3. Membentuk senyawa kompleks dengan ion logam yang meracuni tanaman seperti aluminium, besi, dan mangan.


readmore »»  

Materi Pembuatan Pupuk Kompos Sederhana

Kompos merupakan hasil fermentasi atau dekomposisi dari bahan-bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik lainnya dan bahan - bahan yang digunakan merupakan bahan - bahan sisa, jadi bisa mengirit duit. Komposyang digunakan sebagai pupuk disebut pupuk organik karena penyusunnya terdiri dari bahan-bahan organik.


Pengertian Organik sendiri adalah :
golongan besar senyawa kimia yang molekulnya mengandung karbon, kecuali karbida, karbonat, dan oksida karbon. Nama "organik" merujuk pada sejarahnya, pada abad ke-19, yang dipercaya bahwa senyawa organik hanya bisa dibuat/disintesis dalam tubuh organisme melalui vis vitalis - life-force. Kebanyakan senyawaan kimia murni dibuat secara artifisial.
Jadi bahan - bahan organik adalah bahan - bahan yang terbuat secara alami dari alam , yang tidak mengalami rekayasa material/ bahan.

Proses awal dimulai dari PENGUMPULAN BAHAN :
           
Proses ini merupakan proses di mana kita akan mengumpulkan sampah-sampah organik untuk dijadikan bahan dalam pembuatan pupuk kompos. Selanjutnya Sampah - sampah tersebut dikumpulkan dan ditampung di ruang penampungan. Di tempat ini sampah non organik dipisahkan dengan sampah organik.





readmore »»  

Thursday, June 27, 2013

Budidaya Kambing Peranakan Etawa







Kambing etawa adalah kambing didatangkan dari India yang juga disebut kambing Jamnapari. Tinggi kambing jantan berkisar antara 90 sentimeter hingga 127 sentimeter dan yang betina hanya mencapai 92 sentimeter. Bobot yang jantan bisa mencapai 91 kilogram, sedangkan betina hanya mencapai 63 kilogram. Telinganya panjang dan terkulai ke bawah. Dahi dan hidungnya cembung. Baik jantan maupun betina bertanduk pendek. Kambing jenis ini mampu menghasilkan susu hingga tiga liter per hari. Keturunan silangan (hibrida) kambing etawa dengan kambing lokal dikenal sebagai kambing “Peranakan etawa” atau “PE”. Kambing PE berukuran hampir sama dengan etawa namun lebih adaptif terhadap lingkungan lokal Indonesia.


BISNIS KAMBING ETAWA

Beternak kambing sudah bukan menjadi hal rendah bagi masyarakat modern sekarang ini, bahkan sudah mulai menjadi ladang bisnis yang sangat besar mulai dari penjualan susu kambing, penjualan anakakan kambing, penjualan pupuk kambing, penjualan kambing di saat idul adha, dan lain - lain

Terdapat banyak sekali potensi yang terdapat didalam usaha peternakan ini. Setidaknya ada 3 target tujuan yang bisa di tempuh, tujuan jangka pendek/harian yakni berupa susu kambing, tujuan jangka menengah/bulanan pupuk kambing, dan tujuan jangka panjang/tahunan yaitu berupa daging dan bibit kambing. Jika diseriusi maka tidak mustahil keuntungan besar akan ada di depan mata. Dengan waktu yang singkat dan sekmentasi pasar yang jelas, maka semuanya akan bisa tercapai. Dengan sedikit kesabaran dan kegigihan serta ketekunan bukan tidak mungkin bisnis ini bisa menghasilkan puluhan hingga ratusan juta rupiah tiap bulan

Saat ini belum banyak peternak kambing yang mengusahakan susu kambing sebagai tambahan pendapatan. Seekor kambing etawa yang bagus, dengan pemberian pakan yang cukup, bisa menghasilkan susu kambing sebanyak 2-3 liter per hari. Dari segi tingginya harga susu kambing saat ini yang dipasaran Jogjakarta bisa tebus diharga Rp.30.000/liternya, sebenarnya ada potensi dan peluang besar dalam pengembangan usaha produksi susu kambing. Dengan kualitas kambing yang bagus, berarti seekor kambing etawa akan bisa menghasilkan pendapatan tambahan Rp. 60.000 sampai Rp.90.000 per ekor per hari. Lha kalau usaha ini ditekuni pastilah akan bisa membantu pendapatan keluarga. Berdasarkan pengalaman saya, seekor kambing etawa akan berproduksi susu maksimal jika kambing tersebut telah beranak minimal 3 kali. Hal itu bisa diamati dari tempat susu/ambing yang ada di kambing tersebut.Kambing etawa menjadi peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Hal ini karena permintaan akan susu kambing dari hari ke hari yang semakin meningkat.

(http://kambingetawa.blogspot.com/)


Leaflet ini berisi tentang budidaya kambing etawa mulai dari ciri-ciri, pembuatan kandang, penentuan bibit, pemberian pakan, penyakit, serta pasca panen.


Materi ini berisi pelaksanaan dan foto - foto praktek Budidaya secara langsung oleh petani di Semarang

readmore »»  

Teknik Perbanyakan Vegetatif Durian dan Lengkeng

Saat ini, permintaan dan harga durian dan kelengkeng tergolong tinggi, karena memberikan keuntungan menggiurkan bagi siapa saja yang membudidayakan. Sehingga bertanam durian merupakan sebuah prospek usaha agribisnis yang bagus.

DURIAN



SYARAT PERTUMBUHAN
Tanaman durian tumbuh optimal pada ketinggian 50-600 m dpl,intensitas cahaya 40-50 %, dengan suhu 22-30 0C, curah hujan ideal 1.500 - 2.500 mm per-tahun. Tanah yang cocok, lempung berpasir subur dan banyak kandungan bahan organik, dan pH 6 - 7.

PERSIAPAN LAHAN
Pembukaan lahan sebaiknya pada musim kemarau. Bersihkan alang-alang dan gulma lain serta tanaman keras yang mengganggu masuknya sinar matahari. Lahan miring sebaiknya dibuat terasering. Buat saluran-saluran pembuangan air.

JARAK TANAM
Jarak tanam yang umum 8 x 12 m atau 10 x 10 m

TANAMAN PELINDUNG
Skala luas di tempat terbuka mutlak diperlukan tanaman pelindung,misal lamtoro,turi,gamal,sengon atau pepaya. Tanaman pelindung ditanam setelah penyiapan lahan.

KELENGKENG



Syarat Tumbuh
Lengkeng lebih cocok ditanam di dataran rendah antara 200-600 m dpl yang bertipe iklim basah dengan musim kering tidak lebih dari empat bulan. Air tanah antara 50-200 cm. Curah hujan 1.500-3.000 mm per tahun dengan 9-12 bulan basah dan 2-4 bulan kering. Sementara tanaman led lebih senang pada dataran tinggi antara 900-l.000 m dpl.

Pemeliharaan
Pemeliharaan penting adalah pemangkasan cabang yang tidak produktif dan ranting-ranting yang menutup kanopi. Dengan demikian, sinar matahari dapat masuk merata ke seluruh bagian cabang. Tumbuhan parasit (benalu) harus cepat dibuang. Tanaman lengkeng termasuk mudah tumbuh, tetapi sukar berbunga. Oleh karena itu, diperlukan stimulasi pembungaan dengan jalan mengikat kencang batang yang berada satu meter di atas permukaan tanah. Batang dililit melingkar sebanyak 2-3 kali dengan kawat baja. Tanaman mulai berbunga pada umur 4-6 tahun. Biasanya,tanaman ini berbunga pada bulan Juli-oktober. Buah matang lima bulan setelah bunga mekar.
  
Reproduksi vegetatif adalah cara reproduksi makhluk hidup secara aseksual (tanpa adanya peleburan sel kelamin jantan dan betina). Reproduksi vegetatif bisa terjadi secara alami maupun buatan. 

Reproduksi vegetatif buatan atau perbanyakan vegetatif dalam pertanian dan botani merupakan sekumpulan teknik untuk menghasilkan individu baru tanpa melalui perkawinan.
Perbanyakan vegetatif menghasilkan keturunan yang disebut klon. Karena itu, perbanyakan vegetatif dapat dikatakan sebagai suatu bentuk kloning ("pembuatan klon"). Klon sebenarnya adalah salinan penuh dari individu induknya karena mewariskan semua karakteristik genetik maupun fenotipik dari induknya. Fenotipe dapat berbeda pada beberapa teknik perbanyakan vegetatif tertentu yang merupakan gabungan dua individu.
Pada tumbuhan, klon seringkali telah mencapai tingkat kedewasaan tertentu sewaktu ditanam sehingga biasanya disukai oleh petani karena waktu tunggu untuk dimulainya produksi dapat dipersingkat. Tanaman buah-buahan dapat mulai menghasilkan dalam dua atau tiga tahun dengan kloning, sementara melalui biji petani harus menunggu paling cepat empat tahun ditambah risiko perubahan sifat akibat penggabungan dua sifat induk jantan dan betinanya.

(http://id.wikipedia.org/wiki/Reproduksi_vegetatif )

Praktek Perbanyakan Vegetatif berikut atau vegetatif durian dan kelengkeng di materi presentasi berikut akan meliputi beberapa cara - cara berikut :
 
1) Okulasi
Okulasi dilakukan dengan cara menempelkan tunas tumbuhan ke tunas tumbuhan yang lain. Masing-masing tunas memiliki sifat unggul yang berbeda. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan okulasi adalah mangga dan jeruk.
2) Merunduk
Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan merunduk adalah tebu, apel, dan melati. Tumbuhan yang dikembangbiakkan dengan merunduk harus mempunyai batang yang panjang dan lentur. Cabang tumbuhan yang akan dikembangbiakkan, kemudian disentuhkan ke tanah.
3) Mengenten
Mengenten dilakukan dengan menyambung dua tanaman yang berbeda. Akan tetapi, masih satu jenis. Bagian ujung tanaman dipotong, kemudian disambung dengan tumbuhan lainnya. Tumbuhan sejenis yang digunakan untuk menyambung harus memiliki kualitas yang lebih baik. Tumbuhan yang dapat dikembangbiakkan dengan cara mengenten adalah jeruk, jambu, dan durian.
 
readmore »»  

Tuesday, June 25, 2013

Pengenalan Penyakit Leptospirosi

Leptospirosis adalah infeksi yang telah terdistribusi di seluruh dunia yang disebabkan oleh spirochaetes dari genus Leptospira, menginfeksi banyak spesies hewan yang liar maupun jinak.

Leptospira adalah organisme alami air dan ditemukan di air tawar, tanah lembab, vegetasi, dan lumpur. Banjir dapat menyebarkan organisme ini , seperti air jenuh dan air tanah, leptospira secara mulus langsung memasuki perairan.
 
Sumber utama infeksi pada manusia adalah tikus namun sumber lain termasuk anjing, sapi, babi, dan hewan liar lainnya. Hewan yang terinfeksi membawa bakteri di dalam ginjal mereka, sering tanpak binatang tersebut menjadi tidak sehat. Mereka dapat mengekskresikan leptospira dalam urin mereka untuk beberapa waktu. Para spirochaetes adalah gudang dari urin dan dapat bertahan hidup di lingkungan selama beberapa bulan dalam kondisi lembab dan kondisi hangat.
 
Penyakit diperoleh melalui kontak dengan air atau tanah yang tercemar, atau melalui kontak dengan urin atau jaringan hewan yang terinfeksi.Mereka memasuki aliran darah melalui kulit terkelupas atau mukosa dari air atau tanah yang tercemar.
    
Infeksi terjadi sebagai dua sindrom: anicteric (yang membatasi diri) dan leptospirosis ikterik (penyakit Weil).

 

epidemiologi

1.Dilaporkan menjadi zoonosis yang paling luas di dunia (memiliki insiden lebih besar di daerah yang beriklim hangat daripada di daerah beriklim dingin).
2.Leptospirosis jarang di Inggris. Biasanya ada kurang dari 40 kasus setiap tahun di Inggris dan Wales.
3.Sebagian besar penduduk dengan antibodi-positif di berbagai bidang seperti pedesaan Belize dan Vietnam. Leptospirosis adalah penyakit manusia yang signifikan di bagian timur dan selatan Eropa, Australia dan Selandia Baru.
4.Hal ini paling sering mempengaruhi remaja dan orang dewasa dan lebih sering terjadi pada pria.
5.Faktor risiko termasuk pekerja limbah, wisatawan (misalnya berenang di air yang terkontaminasi), petani, dokter hewan, pekerja rumah potong hewan, pekerja kontrol hewan pengerat, dan pekerjaan lainnya dengan hewan.


readmore »»  

Penyakit Leptospirosis di Kota Semarang

Menurut Penelitian yang dilaksanakan oleh

JANUARTI, ASEPTI LINDA (2012) GAMBARAN PENEMUAN KASUS (CASE FINDING)PENYAKIT LEPTOSPIROSIS DI PUSKESMAS KOTA SEMARANG. Undergraduate thesis, Diponegoro University.

Kejadian kasus Leptospirosis yang selalu ditemukan setiap tahun dan kematian yang cenderung meningkat setiap tahun di Kota Semarang dapat diketahui dari bagaimana Penemuan kasus (case finding) yang dilakukan oleh puskesmas kota semarang.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa penemuan kasus Leptospirosis dilakukan melalui deteksi dini kasus secara pasif oleh petugas P2B2 leptospirosis puskesmas Kota semarang dengan menunggu datangnya pasien dan konfirmasi instansi lain dengan persentase 91,9%, dan konfirmasi kasus 40,5% dari rumah sakit dan Dinas Kesehatan Kota Semarang. 32,43% puskesmas melakukan penentuan kasus terhadap suspek yang ditemukan. Penyelidikan epidemiologi leptospirosis oleh petugas telah dilakukan saat adanya kasus dan 91,89% tepat waktu, serta 100% dilakukan pencarian kasus baru. Disarankan pada Dinas Kesehatan untuk memberikan kebijakan program penemuan kasus yang lebih aktif untuk puskesmas, memberikan upaya peningkatkan sumber daya manusia dengan memberikan pelatihan epidemiologi leptospirosis, memberikan fasilitas yang memadai untuk pelaksanaan penemuan kasus dilapangan, dan menjadikan program prioritas agar kegiatan penemuan kasus bisa lebih optimal

Apalagi di saat musim hujan ini tentu kita harus waspada dengan serangan berbagai penyakit yang akan menyerang sistem ketahanan tubuh. Leptospirosis merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira, berasal dari air hujan yang kotor. Bakteri ini bisa hidup di air tawar dan tanah selama satu bulan, namun dapat dibasmi menggunakan desinfektans seperti lisol. Biasanya bakteri ini akan mendeteksi bagian dinding, lantai, dan bagian rumah yang rentan terkena air kotor saat musim hujan.
 
Penyakit musim hujan ini tidak hanya menyerang manusia. Bakteri leptospira juga dapat menyerang hewan peliharaan yang ditularkan oleh tikus atau hewan liar lainnya. Penyakit ini memiliki gejala seperti demam tinggi, menggigil, sakit kepala, lesu, muntah-muntah, konjugtivitis atau radang mata dan nyeri otot betis serta punggung.

Berikut Artikelnya

29 Kasus Leptospirosis di Semarang, 12 meninggal

Dari data yang dimiliki oleh dinas kesehatan kota Semarang per 3 Juni 2012 ada 29 penyakit leptospirosis yang teridentifikasi. Penyakit ini memiliki angka kematian ( Case Fatility Rate) tinggi, lantaran telah merenggut nyawa 12 orang diantaranya. Hingga Agustus tercatat ada 65 pasien, empat di antaranya meninggal. “Jumlah pasien meninggal sampai dengan pertengahan tahun mencapai 22 persen,” ujar Plt Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang Widoyono Selasa 4 September 2012. 

“Seseorang yang mengalami luka dan terendam air banjir yang sudah tercampur akan berpotensi terinfeksi leptospirosis,” katanya.

Untuk menghindari penyakit leptospirosis, masyarakat harus menjaga kebersihan lingkungan. Masyarakat diminta menggunakan sepatu bila terpaksa ke daerah banjir karena leptospirosis juga disebabkan oleh banjir.

“Justru wilayah permukiman dengan kepadatan penduduk tinggi memiliki kasus terbanyak (leptospirosis). Hal tersebut disebabkan adanya tikus rumah,” kata Widoyono.

Kematian pasien leptospirosis dipicu beberapa faktor seperti keparahan tingkat penyakit, keterlambatan rujukan, serta ketahanan tubuh seseorang berbeda. Data 2009–2011 menunjukkan pertambahan persentase.  Pada 2009 tercatat jumlah kasus mencapai 55 pasien dengan angka kematian sebesar 5 persen. Jumlahnya semakin meningkat pada 2010 dengan 71 kasus dan 8 persen angka kematian. Di tahun berikutnya dibukukan 79 kasus leptospirosis dengan 36 persen pasien.

Kasi pengendalian Penyakit Bersumber Binatang DKK Semarang, Sri Ani Handayani, mengatakan presentase angka kematian yang disebabkan leptospirosis pada tahun ini , 41,38 % angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2011 sebesar 35,71%. Pada 2011, terdapat 70 kasus dan 25 orang diantaranya meninggal dunia.

“untuk kasus leptospirosis yang berat dalam jangka waktu 7 – 9 hari saja penderita bisa meninggal. Jadi cepat sekali,” kata Ani saat ditemui di ruang kerjanya , Rabu (13/6)

Dia menjelaskan dalam dua tahun terakhir hanya tiga dari enam belas kecamatan di Semaraang yang tidak ditemukan kasus leptospirosis. Yakni Tugu, Ngaliyan, dan Mijen. Ini berarti semua wilayah memiliki potensi yang sama dalam penyebaran penyakit yang disebabkan oleh bakteri leptospira. Terlebih lagi berdasarkan angka prevalensi sumber penularan maka yang dideteksi positif adalah tikus rumah dan tikus got memulai air kencingnya. Meski , hewan – hewan lain seperti anjing dan kucing bisa juga menjadi sumber penularan.

Saat ditanyakan apakah genangan air pasang berpengaruh pada peningkatan kasus leptospirosis, ia belum berani menjawab secara pasti. Pasalnya , penyebaran kasus leptospirosis yang ditemukan bukan hanya di wilayah rob saja. Kecamatan – kecamatan lain yang notabene berada di dataran tinggi juga terkena kasus seperti di Candisari. “ Saya belum bisa menjawab. Tapi rob ini memang berpengaruh. Untuk menjawab diperlukan penelitian lagi,” tukasnya

Ada lima kecamatan dengan urutan kasus tertinggi. Kecamatan tembalang ada tujuh kasus dan seorang meninggal. Kecamatan semarang selatan dengan tiga kasus dan dua orang meninggal. Terakhir tiga kasus dan seorang meninggal

(Sumber : http://suaramerdeka.com dan http://daerah.sindonews.com/read/2012/09/05/22/670107/pasien-leptospirosis-meningkat )

readmore »»  

Sunday, June 23, 2013

Mengenal Penyakit Leptospirosis


MENKES UNGKAP BERBAGAI PENYAKIT ZOONOSIS YANG SERING DILAPORKAN DI INDONESIA

Dalam sambutannya pada kegiatan Peluncuran Buku Atlas Reservoir Penyakit di Indonesia, di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (b2P2VRP) Salatiga (31/1), Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH menyatakanada berbagai penyakit zoonosis yang masih sering dilaporkan di Indonesia, seperti rabies, Antraks, dan Leptospirosis

Selanjutnya , Menkes RI meberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah karena menjadi salah satu dari 9 Provinsi yang dinyatakan Bebas Rabies. Saat ini, rata-rata terjadi 142 kasus rabies per tahun, tersebar di 24 Provinsi di Indonesia. Di samping itu, Menkes juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai  munculnya Leptospirosis. Hal ini dikarenakan pada awal 2013, banjir melanda hampir di semua daerah endemis Leptospirosis, seperti Jakarta, Semarang dan Demak. Pada taun 2012, dilaporkan 828 kasus Leptospirosis di Indonesia dan 78 diantaranya meninggal dunia. 

 Apakah itu leptospirosis??


Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing
Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis . Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit . Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi.


Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru . Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir . Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang .
Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir . Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak . Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis  karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi . Beberapa hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing dapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus.
Bentuk penularan Leptospira dapat terjadi secara langsung dari penderita ke penderita dan tidak langsung melalui suatu media. Penularan langsung terjadi melalui kontak dengan selaput lendir (mukosa) mata (konjungtiva) , kontak luka di kulit, mulut, cairan urin , kontak seksual dan cairan abortus (gugur kandungan) . Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Penularan tidak langsung terjadi melalui kontak hewan atau manusia dengan barang-barang yang telah tercemar urin penderita, misalnya alas kandang hewan, tanah, makanan, minuman dan jaringan tubuh. Kejadian Leptospirosis pada manusia banyak ditemukan pada pekerja pembersih selokan karena selokan banyak tercemar bakteri Leptospira. Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan terhadap lingkungan asam.

Studi Kasus di Madura
  
SAMPANG, KOMPAS.com — Wabah leptospirosis yang menyerang Kabupaten Sampang, Jawa Timur, hingga menelan 7 korban meninggal sampai Selasa (30/4/2013), ditetapkan sebagai kejadian luar biasa oleh Dinas Kesehatan Sampang.
Wabah yang disebabkan kencing tikus bercampur sisa-sisa air yang dibawa banjir di Kabupaten Sampang beberapa waktu lalu itu menimbulkan gejala mirip demam berdarah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Firman Pria Abadi menjelaskan, gejala leptospirosis mirip demam berdarah, seperti menggigil, nyeri otot pada betis, kepala pusing, dan mata tampak kuning kemerah-merahan.
"Semalam laporan data yang sampai ke kami sudah ada 5 korban meninggal dunia. Hari ini juga kami juga sudah menerima laporan 2 korban lagi yang meninggal dunia," katanya.
Selain 7 korban meninggal, ada 29 penderita leptospirosis yang saat ini menjalani perawatan di beberapa puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Sampang. Sebagian dari mereka juga sudah ada yang dirujuk ke rumah sakit di Surabaya dan sebagian ke rumah sakit Pamekasan.
Pemerintah Kabupaten Sampang, kata Firman, sudah melakukan penelitian metode pencegahan bakteri tersebut agar tidak semakin meluas ke warga lainnya.
"Dugaan sementara, bakteri itu menyebar melalui air sisa banjir di rumah-rumah warga yang sudah bercampur dengan kotoran dan kencing tikus," katanya.
Firman mengatakan, untuk sementara ini, warga diharapkan secepatnya memeriksakan diri ke rumah sakit dan puskesmas terdekat jika ditemukan ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti demam berdarah. Mengenai biaya pengobatannya, pemerintah akan menanggung sepenuhnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Sampang sudah mengerahkan kepala desa dan lurah serta petugas puskesmas dan ibu-ibu pengurus PKK untuk menyampaikan kepada masyarakat waspada serangan leptospirosis. (Taufiqurrahman/K17-11)

berikut materi presentasi dinkes yang dapat diunduh


readmore »»  

Pengendalian Rabies di Kota Semarang

Sejarah Penanganan Penyakit Rabies

Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang ditakuti di dunia. Rabies telah dikenal di Babilonia sejak zaman Hammurabi atau sekitar tahun 2300 SM, bahkan ada denda 40 shekel terhadap pemiliki anjing jika anjingnya menggigit seseorang. Negara yang paling progresif dalam memerangi penyakit ini adalah Inggris. Inggris pernah tertular rabies sejak tahun 1026. Setelah berbagai kebijakan dikeluarkan, antara lain Metropolitan Streets Act (1867), Rabies Order (1887), kemudian Act of Parliament (1897). Inggris terbebas dari rabies pada tahun 1903.

Investigasi ilmiah pertama terhadap rabies dilakukan oleh Louis Pasteur, seorang ilmuwan Prancis. Dia berhasil membuktikan bahwa kebanyakan penyakit disebabkan oleh bibit penyakit. Setelah percobaannya terhadap penyakit antraks, sejak tahun 1882, ia melakukan studi mendalam tentang penyakit rabies. Percobaan pertama merupakan semacam keterpaksaan ketika seorang anak kecil digigit anjing gila. Untuk selanjutnya, lembaga-lembaga penelitian Pasteur didirikan di berbagai negara untuk menemukan vaksin bagi penyakit-penyakit menular, termasuk rabies.
Di Indonesia, rabies diketahui ada sejak era kolonial Belanda. Rabies di Indonesia pertama kali ditemukan pada hewan ternak. Rabies menjangkiti kerbau dan gejalanya ditemukan oleh J.W. Esser pada tahun 1884. Pada tahun 1889, Penning menulis laporan tentang adanya gejala rabies pada anjing. Sedangkan rabies pada manusia pertama kali ditemukan oleh E.V. de Haan pada tahun 1894. ketiga kasus tersebut ditemukan di Jawa Barat. Sebelum Perang Dunia II, selain Jawa Barat rabies hanya ditemukan di Sumatera Utara dan Sulawesi Selatan. Pada kurun waktu tahun 1945-1980, rabies ditemukan di Jawa Tengah dan Jawa Timur pada tahun 1953, Sulawesi Utara tahun 1956, Sumatera Selatan tahun 1959, Lampung tahun1969, Aceh tahun 1970, Jambi dan Yogyakarta pada tahun 1971, Jakarta dan Bengkulu tahun 1972, Kalimantan Timur tahun 1974, Riau tahun 1975, Kalimantan Tengah tahun 1980, Kalimantan Selatan tahun 1983, dan Pulau Flores, NTT tahun 1997. Penyebaran penyakit ini disinyalir akibat masa inkubasi rabies yang cukup lama. Sehingga seseorang bisa saja membawa anjing yang diduga sehat dari daerah yang tertular rabies ke daerah yang masih bebas. Pola seperti inilah yang menyebabkan rabies menyebar dari satu daerah ke daerah lain.
Meski demikian, langkah preventif dan kuratif telah dilakukan oleh otoritas yang berkuasa di Indonesia. Kebijakan mengenai pendirian lembaga penelitian vaksin, lembaga-lembaga hygiene, dan instansi yang mengurusi kesehatan rakyat telah didirikan. Hal ini merupakan upaya untuk mengendalikan ketersebaran penyakit seperti rabies. Penanggulangan penyakit semacam ini telah dimulai sejak era kolonial Belanda.

Penyakit rabies telah menjangkiti warga Kota Semarang. Pada Januari 2011 tercatat ada lima warga yang terserang penyakit tersebut.
”Sedangkan selama pertengahan bulan kedua, ada empat warga yang terinfeksi. Dengan begitu total di awal tahun ini ada sembilan warga,” tutur Kepala Sub bidang Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang dokter Widoyono, Jumat (25/2).

Widoyono menyebut hewan-hewan yang berpotensi menularkan virus rabies adalah anjing, kucing, dan monyet. Diantara hewan tersebut penular tertinggi virus rabies adalah anjing sebesar 90%. ”Sementara kucing 6% dan monyet 4%,” kata dia.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat mewaspadai gigitan hewan pembawa rabies. Kenali gejala dan segera mendapatkan perawatan untuk meminimalisir kemungkinan terburuk. ”Adapun gejalanya meliputi demam tinggi, nyeri, gatal, kejang, sakit kepala, hidrofobia, dan sulit menelan,” terangnya. 

Widoyono memaparkan, gejala tersebut muncul dalam jangka waktu 30-60 hari sesudah digigit. ”Dari sembilan pasien yang dilaporkan masih perlu diteliti lebih lanjut, untuk memastikan diagnosis terinfeksi rabies atau bukan,” sambungnya.

Dijelaskannya, virus rabies dari air liur terhitung berbahaya, karena bisa menyebar melalui aliran darah tubuh manusia. Proses penyebaran akan semakin cepat, bila daya turun menurun dan menjalar ke seluruh tubuh.

Tindakan cepat akan mengurangi risiko kematian, karena virus akan mudah menyerang organ-organ vital seperti otak maupun otot-otot pernapasan. Oleh sebab itu begitu muncul gejala diharapkan segera ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. ”Pasien akan diberikan vaksin anti rabies supaya virus tidak menyebar ke seluruh tubuh. Selain itu, pasien akan diberikan obat untuk menghilangkan gejala penyakit,” paparnya. (H31-79)
 

http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/cetak/2011/02/26/138146/Rabies-Jangkiti-Warga-Semarang

NAMUN,, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang Widoyono menegaskan bahwa kasus rabies tidak ditemukan di Semarang, Jateng.
"Kasus yang ditemukan adalah gigitan hewan penular rabies (GHPR) bukan virus rabies. Untuk rabies di Semarang nol kasus," kata Widoyono di Semarang, Rabu. 

Dinkes Kota Semarang mencatat kasus gigitan hewan penular rabies sejak Januari hingga April 2012 tercatat ada 10 kasus, dan sepanjang tahun 2011 ada 38 kasus.
Kasus gigitan hewan penular rabies, lanjut Widoyono, dapat menyebabkan infeksi dan tidak sampai menyebabkan kematian. Berbeda dengan kasus rabies.


"Kalau rabies, angka kematiannya tinggi karena tingkat fatalitasnya 30 persen hingga 40 persen," ucapnya.
Penyakit rabies disebabkan oleh virus yang terdapat di air liur anjing, kucing, dan kera. Akan tetapi kasus paling banyak hewan penular tertinggi rabies adalah anjing (90 persen).

http://www.antarajateng.com/detail/index.php?id=62192#.Ucbpnqgv9xI 

Berikut Langkah - langkah yang telah dilakukan 

 

readmore »»