Dalam sambutannya pada kegiatan Peluncuran Buku Atlas Reservoir Penyakit
di Indonesia, di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan
Reservoir Penyakit (b2P2VRP) Salatiga (31/1), Menkes RI, dr. Nafsiah
Mboi, Sp.A, MPH menyatakanada berbagai penyakit zoonosis yang masih
sering dilaporkan di Indonesia, seperti rabies, Antraks, dan Leptospirosis
Selanjutnya , Menkes RI
meberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah dan masyarakat Provinsi
Jawa Tengah karena menjadi salah satu dari 9 Provinsi yang dinyatakan
Bebas Rabies. Saat ini, rata-rata terjadi 142 kasus rabies per tahun,
tersebar di 24 Provinsi di Indonesia.
Di samping itu, Menkes juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai munculnya
Leptospirosis. Hal ini dikarenakan pada awal 2013, banjir melanda
hampir di semua daerah endemis Leptospirosis, seperti Jakarta, Semarang
dan Demak. Pada taun 2012, dilaporkan 828 kasus Leptospirosis di
Indonesia dan 78 diantaranya meninggal dunia.
Apakah itu leptospirosis??
Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat
ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis
dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit
Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter
fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus,
penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing
Infeksi dalam bentuk subakut
tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut
ditandai dengan gejala sepsis, radang
ginjal interstisial, anemia
hemolitik, radang hati dan keguguran. Leptospirosis pada hewan
biasanya subklinis . Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala
klinis penyakit . Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal
hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya.
Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk
semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi.
Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air
(water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini
merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan.
Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air
menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang
(host) yang baru . Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di
daerah banjir . Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya
untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di
dalam aliran darah induk semang .
Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi
banjir . Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi
becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah
yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak . Air kencing
tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit
yang terluka, selaput lendir mata dan hidung.
Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama
Leptospirosis karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi . Beberapa hewan lain seperti sapi,
kambing, domba, kuda,
babi,
anjing dapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi
menularkan ke manusia tidak sebesar tikus.
Bentuk penularan Leptospira dapat terjadi secara langsung dari penderita
ke penderita dan tidak langsung melalui suatu media. Penularan langsung terjadi
melalui kontak dengan selaput lendir (mukosa) mata
(konjungtiva) , kontak luka di kulit, mulut, cairan urin , kontak seksual dan
cairan abortus (gugur kandungan) .
Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Penularan tidak langsung terjadi melalui kontak hewan atau manusia
dengan barang-barang yang telah tercemar urin penderita, misalnya alas kandang
hewan, tanah, makanan, minuman dan jaringan tubuh. Kejadian Leptospirosis pada
manusia banyak ditemukan pada pekerja pembersih selokan karena selokan banyak tercemar bakteri Leptospira.
Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri
tidak tahan terhadap lingkungan asam.
Studi Kasus di Madura
SAMPANG, KOMPAS.com — Wabah leptospirosis yang
menyerang Kabupaten Sampang, Jawa Timur, hingga menelan 7 korban
meninggal sampai Selasa (30/4/2013), ditetapkan sebagai kejadian luar
biasa oleh Dinas Kesehatan Sampang.
Wabah yang disebabkan kencing
tikus bercampur sisa-sisa air yang dibawa banjir di Kabupaten Sampang
beberapa waktu lalu itu menimbulkan gejala mirip demam berdarah.
Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Firman Pria Abadi menjelaskan, gejala
leptospirosis mirip demam berdarah, seperti menggigil, nyeri otot pada
betis, kepala pusing, dan mata tampak kuning kemerah-merahan.
"Semalam
laporan data yang sampai ke kami sudah ada 5 korban meninggal dunia.
Hari ini juga kami juga sudah menerima laporan 2 korban lagi yang
meninggal dunia," katanya.
Selain 7 korban meninggal, ada 29
penderita leptospirosis yang saat ini menjalani perawatan di beberapa
puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Sampang. Sebagian dari mereka juga
sudah ada yang dirujuk ke rumah sakit di Surabaya dan sebagian ke rumah
sakit Pamekasan.
Pemerintah Kabupaten Sampang, kata Firman, sudah
melakukan penelitian metode pencegahan bakteri tersebut agar tidak
semakin meluas ke warga lainnya.
"Dugaan sementara, bakteri itu
menyebar melalui air sisa banjir di rumah-rumah warga yang sudah
bercampur dengan kotoran dan kencing tikus," katanya.
Firman
mengatakan, untuk sementara ini, warga diharapkan secepatnya
memeriksakan diri ke rumah sakit dan puskesmas terdekat jika ditemukan
ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti demam berdarah.
Mengenai biaya pengobatannya, pemerintah akan menanggung sepenuhnya.
Selain
itu, Dinas Kesehatan Sampang sudah mengerahkan kepala desa dan lurah
serta petugas puskesmas dan ibu-ibu pengurus PKK untuk menyampaikan
kepada masyarakat waspada serangan leptospirosis.
(Taufiqurrahman/K17-11)
berikut materi presentasi dinkes yang dapat diunduh