Sunday, June 23, 2013

Mengenal Penyakit Leptospirosis


MENKES UNGKAP BERBAGAI PENYAKIT ZOONOSIS YANG SERING DILAPORKAN DI INDONESIA

Dalam sambutannya pada kegiatan Peluncuran Buku Atlas Reservoir Penyakit di Indonesia, di Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (b2P2VRP) Salatiga (31/1), Menkes RI, dr. Nafsiah Mboi, Sp.A, MPH menyatakanada berbagai penyakit zoonosis yang masih sering dilaporkan di Indonesia, seperti rabies, Antraks, dan Leptospirosis

Selanjutnya , Menkes RI meberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah dan masyarakat Provinsi Jawa Tengah karena menjadi salah satu dari 9 Provinsi yang dinyatakan Bebas Rabies. Saat ini, rata-rata terjadi 142 kasus rabies per tahun, tersebar di 24 Provinsi di Indonesia. Di samping itu, Menkes juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai  munculnya Leptospirosis. Hal ini dikarenakan pada awal 2013, banjir melanda hampir di semua daerah endemis Leptospirosis, seperti Jakarta, Semarang dan Demak. Pada taun 2012, dilaporkan 828 kasus Leptospirosis di Indonesia dan 78 diantaranya meninggal dunia. 

 Apakah itu leptospirosis??


Leptospirosis adalah penyakit akibat bakteri Leptospira sp. yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia atau sebaliknya (zoonosis). Leptospirosis dikenal juga dengan nama Penyakit Weil, Demam Icterohemorrhage, Penyakit Swineherd's, Demam pesawah (Ricefield fever), Demam Pemotong tebu (Cane-cutter fever), Demam Lumpur, Jaundis berdarah, Penyakit Stuttgart, Demam Canicola, penyakit kuning non-virus, penyakit air merah pada anak sapi, dan tifus anjing
Infeksi dalam bentuk subakut tidak begitu memperlihatkan gejala klinis, sedangkan pada infeksi akut ditandai dengan gejala sepsis, radang ginjal interstisial, anemia hemolitik, radang hati dan keguguran. Leptospirosis pada hewan biasanya subklinis . Dalam keadaan ini, penderita tidak menunjukkan gejala klinis penyakit . Leptospira bertahan dalam waktu yang lama di dalam ginjal hewan sehingga bakteri akan banyak dikeluarkan hewan lewat air kencingnya. Leptospirosis pada hewan dapat terjadi berbulan-bulan sedangkan pada manusia hanya bertahan selama 60 hari. Manusia merupakan induk semang terakhir sehingga penularan antarmanusia jarang terjadi.


Leptospirosis merupakan penyakit yang dapat ditularkan melalui air (water borne disease). Urin (air kencing) dari individu yang terserang penyakit ini merupakan sumber utama penularan, baik pada manusia maupun pada hewan. Kemampuan Leptospira untuk bergerak dengan cepat dalam air menjadi salah satu faktor penentu utama ia dapat menginfeksi induk semang (host) yang baru . Hujan deras akan membantu penyebaran penyakit ini, terutama di daerah banjir . Gerakan bakteri memang tidak memengaruhi kemampuannya untuk memasuki jaringan tubuh namun mendukung proses invasi dan penyebaran di dalam aliran darah induk semang .
Di Indonesia, penularan paling sering terjadi melalui tikus pada kondisi banjir . Keadaan banjir menyebabkan adanya perubahan lingkungan seperti banyaknya genangan air, lingkungan menjadi becek, berlumpur, serta banyak timbunan sampah yang menyebabkan mudahnya bakteri Leptospira berkembang biak . Air kencing tikus terbawa banjir kemudian masuk ke tubuh manusia melalui permukaan kulit yang terluka, selaput lendir mata dan hidung. Sejauh ini tikus merupakan reservoir dan sekaligus penyebar utama Leptospirosis  karena bertindak sebagai inang alami dan memiliki daya reproduksi tinggi . Beberapa hewan lain seperti sapi, kambing, domba, kuda, babi, anjing dapat terserang Leptospirosis, tetapi potensi menularkan ke manusia tidak sebesar tikus.
Bentuk penularan Leptospira dapat terjadi secara langsung dari penderita ke penderita dan tidak langsung melalui suatu media. Penularan langsung terjadi melalui kontak dengan selaput lendir (mukosa) mata (konjungtiva) , kontak luka di kulit, mulut, cairan urin , kontak seksual dan cairan abortus (gugur kandungan) . Penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi.
Penularan tidak langsung terjadi melalui kontak hewan atau manusia dengan barang-barang yang telah tercemar urin penderita, misalnya alas kandang hewan, tanah, makanan, minuman dan jaringan tubuh. Kejadian Leptospirosis pada manusia banyak ditemukan pada pekerja pembersih selokan karena selokan banyak tercemar bakteri Leptospira. Umumnya penularan lewat mulut dan tenggorokan sedikit ditemukan karena bakteri tidak tahan terhadap lingkungan asam.

Studi Kasus di Madura
  
SAMPANG, KOMPAS.com — Wabah leptospirosis yang menyerang Kabupaten Sampang, Jawa Timur, hingga menelan 7 korban meninggal sampai Selasa (30/4/2013), ditetapkan sebagai kejadian luar biasa oleh Dinas Kesehatan Sampang.
Wabah yang disebabkan kencing tikus bercampur sisa-sisa air yang dibawa banjir di Kabupaten Sampang beberapa waktu lalu itu menimbulkan gejala mirip demam berdarah.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang Firman Pria Abadi menjelaskan, gejala leptospirosis mirip demam berdarah, seperti menggigil, nyeri otot pada betis, kepala pusing, dan mata tampak kuning kemerah-merahan.
"Semalam laporan data yang sampai ke kami sudah ada 5 korban meninggal dunia. Hari ini juga kami juga sudah menerima laporan 2 korban lagi yang meninggal dunia," katanya.
Selain 7 korban meninggal, ada 29 penderita leptospirosis yang saat ini menjalani perawatan di beberapa puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah Sampang. Sebagian dari mereka juga sudah ada yang dirujuk ke rumah sakit di Surabaya dan sebagian ke rumah sakit Pamekasan.
Pemerintah Kabupaten Sampang, kata Firman, sudah melakukan penelitian metode pencegahan bakteri tersebut agar tidak semakin meluas ke warga lainnya.
"Dugaan sementara, bakteri itu menyebar melalui air sisa banjir di rumah-rumah warga yang sudah bercampur dengan kotoran dan kencing tikus," katanya.
Firman mengatakan, untuk sementara ini, warga diharapkan secepatnya memeriksakan diri ke rumah sakit dan puskesmas terdekat jika ditemukan ada anggota keluarga yang mengalami gejala seperti demam berdarah. Mengenai biaya pengobatannya, pemerintah akan menanggung sepenuhnya.
Selain itu, Dinas Kesehatan Sampang sudah mengerahkan kepala desa dan lurah serta petugas puskesmas dan ibu-ibu pengurus PKK untuk menyampaikan kepada masyarakat waspada serangan leptospirosis. (Taufiqurrahman/K17-11)

berikut materi presentasi dinkes yang dapat diunduh


No comments:

Post a Comment