Sunday, July 14, 2013

Kiat Menghindar Terlibat Gosip

Gosip, Isu ,desas - desus atau kabar burung lebih banyak yang berupa fitnah

Sebab berita burung yang dikomunikasikan/disebarluaskan dari mulut ke mulut walaupun masalahnya kecil bisa menjadi jauh lebih besar dan menghebohkan bila banyak orang yang pernah mendengar hal tersebut membicarakan dengan aneka bumbu tambahan kepada orang lain.

Kejadian ini tidak hanya melanda orang - orang kalangan atas yang sedang populer saja, tapi di lingkungan masyarakat kelas menengah ke bawah yang ada penghuninya ahli gosip, berarti ada yang menjadi korban gosip. Wanita jenis ini lidahnya lebih tajam daripada sebilah pedang. Dan saat melancarkan gosip yang menjurus fitnah terasa lebih kejam dari pembunuhan. Karena korban pada umumnya menderita. Ada juga yang sampai stres hidup enggan mati tak mau. Balas dendam memang bukan penyelesaian masalah, tapi mau membalas dengan kebaikan  seperti nasehat para orang bijak, ini pekerjaan yang sulit. Yang kiranya agak mudah dilakukan antara lain diam, tidak menanggapi dengan sikap bermusuhan. Karena diam adalah emas.

Selama sudah menjalani hidup dengan berperilaku yang sesuai dengan norma - norma dan hukum yang berlaku di masyarakat, biarkan mereka menggosip, kita jalan terus di jalan yang benar untuk mencapai suatu tujuan.

Memang perlu berhati - hati dan wasapada dalam melangkah untuk menghadapi kondisi masyarakat yang sebagian warganya suka bergosip. Yang penting bersikap optimis bahwa suatu saat bisa membuktikan ketidak benaran gosip yang tersebar itu. Siapa yang benar akan menang hanya waktu yang menentukan.

Banyak cara untuk menghindarkan diri dari keterlibatan para wanita maupun ibu rumah tangga dari arena bergosip, antara lain :
  1. Berusaha Meraih Prestasi, Bagi yang sedang menapak di tangga karier , mengembangkan sayap meraih prestasi puncak memang tidak dapat terlepas dari godaan terlanda gosip. Ibarat daun yang semakin tumbuh ke atas, semakin kencang angin menggoyangkan. Tapi selama usaha - usahanya tidak dengan cara curang dan menjatuhkan orang lain, tentu akan lebih terasa aman, terutama pada saat menjelang mencapai puncak kariernya yang diinginkan. Misalnya dengan menunjukkan prestasi kerja yang baik, sungguh - sungguh bekerja keras pada waktu diberi tugas oleh atasan, selesai tepat waktu, dan hasilnya memuaskan.
  2. Dapat memanfaatkan waktu luang dengan baik, Bagi para wanita/ibu rumah tangga yang sibuk mengembangkan karier, pengusaha maupun yang berwira swasta di rumah mereka benar - benar harus pandai membagi waktu dan memanfaatkannya dengan sebaik - baiknya. Untuk bekerja, mengurus rumah tangga dan keluarga serta berorganisasi di masyarakat. Sehingga tidak banyak waktu luang untuk berrgabung dengan mereka yang suka main gosip. Bila masih ada waktu luang sedikit saja bisa dimanfaatkan untuk membaca buku pengetahuan, majalah, koran atau melakukan kegiatan keterampilan yang menjadi hobinya. Kadang hobi tidak saja menyenangkan tapi bisa juga menghasilkan uang.
  3. Aktif mengikuti kegiatan keagamaan atau organisasi sosial, Daripada membuang waktu membicarakan orang lain yang tidak ada gunanya bahkan mungkin merugikan orang lain secara moral kan berdosa. Maka lebih baik aktif mengikuti kegiatan keagamaan untuk mendapatkan santapan rokhani , dan lebih bermanfaat lagi bila semua firman tuhan yang sudah didengarkan dan dihayati kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari - hari di masyarakat, misalnya berpartisipasi dalam kegiatan PKK, menjadi anggota yayasan sosial yang menghimpun dana untuk disumbangkan. Orang baik dan banyak beramal akan mendapat pahala dan dijamin kehidupannya dapat sehat, tenang, tidak banyak musuh, serta panjang umur.
  4. Menjadi pendengar yang bijaksana, Tak dapat menghindari kemungkinan diajak membicarakan hal - hal yang kurang berkenan itu pasti, sebab dalam kehidupan bermasyarakat tentu mengadakan komunikasi dan bergaul denga orang - orang yang memiliki aneka kepribadian. Namun saat pembicaraan sudah mulai menjurus ke arah ke masalah atau usil mencampuri urusan atau keburukan orang lain sampai membicarakan ke hal - hal yang tidak jelas dari mana sumbernya dan tidak dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya, maka lebih baik menjadi pendengar yang bijaksana, tak perlu memberi tanggapan dengan emosional apalagi mempercayai . Jadi sangat berbahaya bila dipercaya. Tuhan menciptakan 2 telingan dan 1 mulut pada manusia dapat diartikan bahwa kita harus dua kali lebih banyak mendengarkan daripada berbicara , terutama untuk pembicaraan yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan orang lain.
Harga diri seseorang tergantung dari cara berbicara dan mutu pembicaraan yang disesuaikan dengan perilaku kehidupan masyarakat . Misalnya orang yang sering ketahuan berbohong akan disebut pembohong, yang sering bicara tentang kebaikan dan kebenaran tapi tidak sesuai dengan perilakunya disebut munafik. Yang sering membicarakan kehebatan diri sendiri dan menganggap remah orang lain disebut orang bermulut besar. Dan sebaliknya mereka yang bicara dengan bahasa yang baik, sopan bermanfaat , dan menyenangkan yang diajak bicaranya rendah hati karena sedikit bicara banyak berkarya disebut orang berbudi luhur. 

No comments:

Post a Comment